MENYIKAPI TAAT DAN MAKSIAT
Sebagai manusia biasa, hidup kita pasti tak terlepas dari kemaksiatan dan ketaatan. Dan semua itu masih dalam koridor takdir. Ketika kita melakukan sebuah ketaatan, itu takdir. Berbuat maksiatpun juga termasuk takdir. Lalu bagaimana cara menyikapi kedua hal tersebut?
Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad (W : 1044 H) radhiyallahu ‘anhu, seorang ulama besar dari keluarga Alawiyyin Hadramaut dalam kitabnya ‘ Al-Hikam ‘ mengajarkan kepada kita bagaimana menyikapi kedua hal tersebut.
“إذا عملت الطاعة ، فانظر إن شئت في بدايتها التي كانت بحول الله وقوته وحسن توفيقه ، وبذلك ينتفي الإعجاب ، ويبقى شهود المنة لله تعالى.
“Apabila dirimu melakukan ketaatan, maka kau bisa melihat permulaannya (garis takdir) yang mana hal itu terjadi karena sebab pertolongan, kekuatan, dan taufiq Allah atas diri kita, sehingga dengan itu hilanglah rasa ‘ujub (bangga) pada diri sendiri serta membuahkan rasa pengagungan terhadap pertolongan Allah Ta’ala.
وإن شئت نظرت في نهايتها التي هي جزيل الثواب ، وحسن المآب ، وعنده تعظم الرغبة وتخف المداومة.
والأول أتم.
Kau juga boleh melihat dari sisi hasil akhir ketaatan yaitu pahala yang besar, karena hal itu bisa membangkitkan semangat juga meringankan konsisten dalam beribadah. Tapi, sikap pertama tadi lebih sempurna.
وإذا وقعت منك المعصية ، فإياك أن تنظر إلى بدايتها التي هي التقدير ، فيدعوك ذلك إلى الاحتجاج على الله ، وهو أعظم من المعصية. ولكن ينبغي أن تنظر في نهايتها التي هي أليم العقاب ، وعنده تبادر إلى التوبة ، وتعظم الرهبة.”
Apabila kau terjerumus dalam kemaksiatan, maka hati-hati jangan sampai kau melihat permulaannya (garis takdir) , karena hal ini bisa menyeretmu sebagai hamba yang protes terhadap ketentuan Allah, dan itu jauh lebih besar dosanya dari maksiat itu sendiri.
Tapi lihatlah pada hasil akhir kemaksiatan yaitu azab yang pedih.
Dengannya, diri akan bergegas untuk bertaubat lalu kembali membangkitkan semangat ketaatan.”
Oleh: Ustadz Sholeh bin Ali Alkaf (Mudirul Ma’had Riyadhul Jannah Surakarta)
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id