Kisah Arab Badui Yang Masuk Islam
( ﺣﻜﻰ ) ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ ﺩﺧﻞ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻨﺰﻟﺔ ﻓﺎﻃﻤﺔ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ ﻓﺸﻜﺖ ﺇﻟﻴﻪ ﺍﻟﺠﻮﻉ ﻭﻗﺎﻟﺖ : ﻳﺎ ﺃﺑﺖ ﻟﻨﺎ ﻣﻨﺬ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﻟﻢ ﻧﺬﻕ ﻃﻌﺎﻣﺎً
ﻓﻜﺸﻒ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﻋﻦ ﺑﻄﻨﻪ ﻭﺍﺫﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﺣﺠﺮ ﻣﺸﺪﻭﺩ ﻭﻗﺎﻝ ﻳﺎﻓﺎﻃﻤﺔ ﺍﻥ ﻛﺎﻥ ﻟﻜﻢ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﻓﻸﺑﻴﻚ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﺛﻢ ﺧﺮﺝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﻣﻨﺰﻟﻬﺎ ﻭﻫﻮ ﻳﻘﻮﻝ ﻭﺃﻏﻤﻪ ﺑﺠﻮﻉ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﻭﺍﻟﺤﺴﻴﻦ
ﻭﻟﻢ ﻳﺰﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻤﺸﻰ ﺣﺘﻰ ﺧﺮﺝ ﻣﻦ ﺳﻜﻚ ﺍﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻭﺍﺫﺍ ﻫﻮ ﺑﺎﻋﺮﺍﺑﻰ ﻋﻠﻰ ﺑﺌﺮ ﻳﺴﺘﺴﻘﻰ ﺍﻟﻤﺎﺀﻣﻨﻬﺎ ﻓﻮﻗﻒ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻫﻮ ﻻﻳﻌﺮﻑ ﺍﻧﻪ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ : ﻳﺎ ﺍﻋﺮﺍﺑﻰ ﻫﻞ ﻟﻚ ﻓﻰ ﺟﻴﺮ ﺗﺴﺘﺄﺟﺮﻩ ﻗﺎﻝ ﻧﻌﻢ ﻧﺴﺘﺄﺟﺮﻩ ﻓﻴﻤﺎﺫﺍ ﻗﺎﻝ ﻳﺴﺘﻘﻰ ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺒﺌﺮ ﻓﺪﻓﻊ ﺍﻻﻋﺮﺍﺑﻰ ﻟﻪ ﺍﻟﺪﻟﻮ ﻓﺎﺳﺘﻘﻰ ﻟﻪ ﺩﻟﻮﺍ ﻓﺪﻓﻊ ﻟﻪ ﺛﻼﺙ ﺗﻤﺮﺍﺕ ﻓﺎﻛﻠﻬﺎ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺛﻢ ﺍﺳﺘﻘﻰ ﻟﻪ ﺛﻤﺎﻧﻴﺔ ﺃﺩﻟﻴﺔ ﻓﻠﻤﺎ ﺍﺳﺘﻘﺎﺀ ﺍﻟﺘﺴﻌﺔ ﺍﻧﻘﻄﻊ ﺍﻟﺮﺷﺎ ﻓﻮﻗﻊ ﺍﻟﺪﻟﻮ ﻓﻰ ﺍﻟﺒﺌﺮ ﻓﻮﻗﻊ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﺘﺤﻴﺮﺍ ﻓﺠﺎﺀ ﺍﻻﻋﺮﺍﺑﻰ ﻏﻀﺒﺎﻥ ﻭﻟﻄﻢ ﻭﺟﻪ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺩﻓﻊ ﻟﻪ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﻭﻋﺸﺮﻭﻥ ﺗﻤﺮﺓ
ﻓﺎﺧﺬﻫﺎ ﻣﻨﻪ ﺛﻢ ﺗﻨﺎﻭﻝ ﺍﻟﺪﻟﻮ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﺌﺮ ﺑﻴﺪﻩ ﺍﻟﺸﺮﻳﻔﺔ ﻭﺭﻣﺎﻩ ﻟﻸﻋﺮﺍﺑﻰ ﻭﺍﻧﻄﻠﻖ ﻣﻦ ﻋﻨﺪﻩ ﻓﺘﻔﻜﺮ ﺍﻻﻋﺮﺍﺑﻰ ﺳﺎﻋﺔ
ﺛﻢ ﻗﺎﻝ ﺍﻥ ﻫﺬﺍ ﻧﺒﻰ ﺣﻘﺎ ﺛﻢ ﺃﺧﺬ ﻣﺪﻳﻪ ﻭﻗﻄﻊ ﺑﻬﺎ ﻳﻤﻴﻨﻪ ﺍﻟﺘﻰ ﻟﻄﻢ ﺑﻬﺎ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻮﻗﻊ ﻣﻐﺸﻴﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻤﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﺭﻛﺐ ﻓﺮﺷﻮﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺣﺘﻰ ﺃﻓﺎﻕ ﻓﻘﺎﻟﻮﺍ ﻣﺎ ﺃﺻﺎﺑﻚ ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻄﻤﺖ ﻭﺟﻪ ﺇﻧﺴﺎﻥ ﺛﻢ ﻇﻨﻨﺖ ﺃﻧﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﺃﺧﺎﻑ ﺃﻥ ﺗﺼﻴﺒﻨﻰ ﺍﻟﻌﻘﻮﺑﺔ ﻓﻘﻄﻌﺖ ﻳﺪﻯ ﺍﻟﺘﻰ ﻟﻄﻤﺘﻪ ﺑﻬﺎ ﺛﻢ ﺃﺧﺬ ﻳﺪﻩ ﺍﻟﻤﻘﻄﻮﻋﻪ ﺑﻴﺴﺎﺭﻩ ﻭﺃﻗﺒﻞ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﻭﻧﺎﺩﻯ ﻳﺎﺃﺻﺤﺎﺏ ﻣﺤﻤﺪ ﺃﻳﻢ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻛﺎﻥ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ ﻭﻋﻤﺮ ﻭﻋﺜﻤﺎﻥ ﻗﻌﻮﺩﺍ ﻓﻴﻪ ﻓﻘﺎﻟﻮﺍ ﻟﻪ ﻣﺎﺫﺍ ﺗﺴﺄﻝ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻰ ﺇﻟﻴﻪ ﺣﺎﺟﺔﻓﺠﺎﺀ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ ﻭﺃﺧﺬ ﺑﻴﺪ ﺍﻻﻋﺮﺍﺑﻰ ﻭﺃﻧﻄﻠﻖ ﺍﻟﻰ ﺑﻴﺖ ﻓﺎﻃﻤﺔ ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻟﻤﺎ ﺃﺧﺬ ﺍﻟﺘﻤﺮ ﺟﺎﺀ ﺑﻪ ﺍﻟﻰ ﺑﻴﺘﻬﺎ ﻭﺃﺟﻠﺲ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﻋﻠﻰ ﻓﺨﺬﻩ ﺍﻻﻳﻤﻦ ﻭﺍﻟﺤﺴﻦ ﻋﻠﻰ ﻓﺨﺬﻩ ﺍﻻﻳﺴﺮ ﻭﺻﺎﺭ ﻳﻠﻘﻤﻬﻤﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻤﺮ ﺍﻟﺬﻯ ﻣﻌﻪ
ﻓﻨﺎﺩﻯ ﺍﻻﻋﺮﺍﺑﻰ ﻳﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻔﺎﻃﻤﺔ ﺍﻧﻈﺮﻯ ﻣﻦ ﻓﻰ ﺍﻟﺒﺎﺏ ﻓﺨﺮﺟﺖ ﻓﻮﺟﺪﺕ ﺍﻻﻋﺮﺍﺑﻰ ﻭﻳﺪﻩ ﺗﻘﻄﺮ ﺩﻣﺎ ﻓﺮﺟﻌﺖ ﺍﻟﻴﻪ ﻭﺃﺧﺒﺮﺗﻪ ﺑﻤﺎ ﺭﺃﺕ ﻓﻘﺎﻡ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
ﻓﻠﻤﺎ ﺭﺁﻩ ﻗﺎﻝ ﻳﺎﻣﺤﻤﺪ ﺃﻋﺬﺭﻧﻰ ﻓﺎﻧﻰ ﻻ ﺃﻋﺮﻓﻚ ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﻟﻢ ﻗﻄﻌﺖ ﻳﺪﻙ ﻗﺎﻝ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻟﻰ ﺃﻥ ﺃﺑﻘﻰ ﻋﻠﻰ ﻳﺪ ﻟﻄﻤﺖ ﺑﻬﺎ ﻭﺟﻬﻚ ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺃﺳﻠﻢ ﺗﺴﻠﻢ ﻓﻘﺎﻝ ﻳﺎﻣﺤﻤﺪ ﺍﻥ ﻛﻨﺖ ﻧﺒﻴﺎ ﻓﺄﺻﻠﺢ ﻳﺪﻯ ﻓﺄﺧﺬﻫﺎ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﻭﻭﺿﻌﻬﺎ ﻓﻰ ﻣﻜﺎﻧﻬﺎ ﻭﺃﻟﺼﻘﻬﺎ ﻭﻣﺴﺤﻬﺎ ﺑﻴﺪﻩ ﻭﺗﻔﻞ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﺳﻤﻰ ﻓﺎﻟﺘﺄﻣﺖ ﺑﺈﺫﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﺄﺳﻠﻢ ﺍﻻﻋﺮﺍﺑﻰ
النوادر للقليوبي ٤٦-٤٧
Diriwayatkan oleh Sahabat Anas bin Malik ra; Suatu hari Nabi Muhammad saw masuk ke rumah putrinya Sayyidah Fatimah ra, Sayidah Fatimah mengeuhkan rasa laparnya kepada Nabi, ia berkata : “wahai ayah, sudah tiga hari kami tidak memakan sesuatupun”.
Nabi menyibakkan baju beliau pada bagian perutnya, dan terlihat ada batu yang terikat dibagian perutnya (untuk menahan rasa lapar) : “Wahai Fathimah, jika kalian tiga hari belum menemukan makanan, maka ayahmu ini sudah empat hari.
(mendengar Sayidah Fatimah mengatakan sudah tiga hari tidak makan) maka Nabi saw keluar rumah, namun rupanya yang sangat terbayang adalah kedua cucu beliau, Hasan dan Husain. Nabi berjalan hingga sampai dipinggiran kota, dan beliau menemukan seorang A’robi yang akan meminum dari sumur dengan menimba.
Nabi saw berdiri di sampinya dan si A’robi tidak mengetahui bahwa beliau adalah Nabi Muhammad saw.
Nabi saw berkata : Wahai A’robi, apakah engkau butuh orang yang bisa engkau pekerjakan?. “YA” jawab A’robi.
Nabi berkata : apa yang harus aku lakukan?.
Arobi berkata : “menimba dari sumur ini”.
kemudian A’robi memberikan timbaan kepada Nabi, dan Nabi mendapat upah 3 kurma dari satu timbaan itu dan kemudian Nabi memakannya.
Kemudian Nabi melanjutkan timbaannya hingga mendapat 8 timbaan, dan ketika akan menggangkat timbaan ke 9, ternyata tali timbaannya putus sehingga timbaannya jatuh ke dalam sumur.
Datanglah si A’robi dengan keadaan marah dan ia menampar wajah mulia Nabi saw dan memberikan upah 20 kurma, Nabi menerimanya kemudian Nabi merogohkan tangannya kedalam sumur dan mengambil timbaan yang tadi putus, dan setelah dapat kemudian timba itu berikan kepada A’robi dan Nabi meninggalkan si A’robi.
Sejenak si A’robi tertegun dan berkata “sepertinya Ia adalah seorang Nabi yang haq”.
Kemudian ia mengambil golok dan memotong tangan kanannya, yaitu tangan yang dipakai untuk menampar wajah Nabi saw hingga ia pingsan, dan ia siuman ketika ada orang yang memercikan air kewajahnya.
Orang itu bertanya pada si A’robi : “apa yang terjadi padamu?
A’robi menjawab : “tadi aku menampar wajah seseorang, dan aku sangat yakin bahwa orang itu adalah Nabi Muhammad, aku takut terkena adzab, lalu aku memotong tanganku yang digunakan untuk menamparnya.
Lalu A’robi itu membawa tangan kanannya yang terputus dengan tangan kirinya, dan ia menuju masjid dan berkata : “wahai para Sahabat Muhammad, dimanakah Muhammad berada?”.
Dalam masjid ada Sahabat Abu Bakr, Umar dan Utsman yang sedang duduk, dan mereka bertanya kepada A’robi : “ada apakah engkau menanyakan Nabi Muhammad?”.
A’robi ; “aku mempunyai keperluan kepada-nya”.
Kemudian Sahabat Salman ra menuntun tangan A’robi dan menuju rumah Fatimah ra.
Ketika itu Nabi Muhammad SAW sedang memangku kedua cucu beliau dirumah Fatimah, Hasan duduk diatas pangkuan paha Nabi sebelah kanan dan Husain diatas pangkuan paha sebelah kiri, dan beliau menyuapi keduanya dengan kurma hasil kerja beliau.
Diluar rumah A’robi memanggil “wahai Muhammad”.
Nabi meminta pada Fatimah ra untuk melihat siapa yang memanggil beliau diluar, ketika Fatimah ra membuka pintu, ia melihat seorang A’robi yang sedang menenteng tangan kanannya dengan tangan kirinya dan terlihat darah masih terus menetes. Kemudian Fatimah ra kembali dan mengabarkannya kepada Nabi saw.
Lalu Nabi berdiri dan menemui A’robi, dan Arobi berkata :”wahai Muhammad…maafkanlah aku, sungguh aku (tadi) tidak mengetahui bahwa engkau adalah Nabi”.
Nabi berkata :”mengapa engkau sampai memotong tanganmu?”.
A’robi berkata : “aku tidak akan membiarkan tanganku yang telah menampar wajahmu”.
Nabi bersabda : “masuklah ke dalam islam, engkau selamat”.
A’robi berkata : “wahai Muhammad, jika engkau seorang Nabi, obatilah tanganku”.
Kemudian Nabi mengambil tangan kanan A’robi yang terputus dan menempelkannya ke tempat asalnya kemudian Nabi mengusapnya, maka tangan itupun tersambung kembali, layaknya sediakala dengan izin Allah, maka A’robi pun masuk Islam.
wallahu a’lam
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id
One Comment
Abdul Kholiq
subhanallah,,, hanya mampu berucap assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh..