Jika Anda berjalan atau berlari sejauh 1 kilometer atau bermain sepakbola selama 90 menit atau bersepeda santai selama 30 menit, Anda mungkin akan merasakan otot-otot kaki Anda terasa lelah dan letih. Begitu pula bila Anda bermain bulu tangkis dalam dua atau tiga set permainan atau olahraga fitnes mengangkat beban berat seperti barbel selama beberapa menit, Anda mungkin akan mengalami kelelahan otot yang sama di lengan Anda. Setelah beraktivitas atau berolahraga berat, seringkali Anda perlu mengistirahatkan otot Anda yang kelelahan agar kembali normal dan bugar.
Disadari atau tidak, seluruh anggota tubuh Anda dipenuhi oleh jaringan otot. Ada otot tubuh yang bertugas melakukan gerakan-gerakan besar seperti berjalan, berlari, dan mengangkat tangan, ada juga otot yang berperan dalam melakukan gerakan yang lebih kecil dan halus seperti gerakan berkedip dan tersenyum, dan ada pula otot yang bekerja tanpa kita perintahkan seperti otot-otot pencernaan dan pernafasan.
Secara umum otot dalam tubuh manusia dapat dikelompokan menjadi 3 bagian; otot rangka (skeletal muscle), otot polos (smooth muscle), dan otot jantung (cardiac muscle). Dibandingkan otot-otot lainnya, otot jantung adalah otot yang paling penting, yang paling unik dan istimewa. Jantung yang ukurannya sekitar sekepalan tangan Anda merupakan organ yang sangat kuat, yang bekerja terus menerus tanpa istirahat, memompa darah ke seluruh tubuh tanpa kenal lelah dan penat. Otot-otot tubuh lain akan mengalami kelelahan hebat bila terus menerus bekerja sehingga perlu istirahat agar dapat kembali bekerja optimal, sementara otot jantung dikenal sebagai otot yang tidak kenal lelah yang bekerja terus menerus tanpa henti. Bila jantung berhenti bekerja karena satu ataupun lain hal meskipun hanya beberapa detik saja, maka darah tidak dapat tersebar ke seluruh tubuh dan sel-sel tubuh akan kekurangan oksigen, nutrisi, dan zat-zat penting lainnya hingga akhirnya sel tubuh akan berhenti. Bila kondisi ini berlanjut, maka sel-sel tubuh ini akan mati dan akhirnya manusia itu sendiri akan mati.
Saat Anda istirahat, rata-rata jantung Anda berdetak sekitar 60-100 kali per menit. Detak jantung ini akan meningkat bila Anda berolahraga atau melakukan aktivitas berat, dan akan menurun dibawah normal terutama pada olahragawan atau atlet profesional yang mempuyai kondisi fisik luar biasa. Pertanyaanya, kira-kira sudah berapa kali jantung Anda berdetak selama Anda hidup di dunia ini? Mulai dari Anda lahir hingga sekarang Anda membaca artikel ini sudah berapa kali jantung Anda bekerja? Dan bagaimana jadinya kalau jantung Anda berhenti bekerja karena kelelahan?
Mari kita berpikir sejenak. Jika kita berasumsi bahwa jantung Anda bekerja berdetak 70 kali per menit, jantung Anda akan berdetak sekitar 4.200 kali per jam, 100.800 per hari, 3.024.000 per bulan, atau 36.288.000 per tahun. Jika kita ambil umur manusia rata-rata 70 tahun maka jantung Anda berdetak sekitar 2.540.160.000 kali. Artinya, dalam 70 tahun, jantung Anda berdetak sekitar 2,5 Milyar kali lebih, baik itu Anda dalam keadaan terjaga atau tertidur, siang atau malam, jantung Anda berdetak tanpa kenal lelah dan tanpa istirahat. Apabila ini dilakukan oleh otot tubuh lain, niscaya tidak akan sanggup otot tubuh itu bekerja sebagaimana otot jantung.
Lalu, pernahkah Anda berpikir kenapa jantung bisa begitu sangat kuat dibandingkan dengan otot-otot lain di dalam tubuh Anda?. Otot-otot tubuh Anda tidak akan kuat bekerja terus menerus dan puncaknya akan mengalami kelelahan hebat bila melakukan tugasnya tanpa henti sehingga memerlukan istirahat agar dapat bekerja optimal. Akan tetapi, jantung tidak seperti otot-otot lainnya, yang tidak kelelahan meski bekerja terus menerus. Hal ini dikarenakan jantung diciptakan berbeda dengan otot-otot lainnya. Kenapa Sang Pencipta membuat jantung berbeda dengan yang lainnya?
Ini terutama karena jantung diciptakan dari sel-sel khusus yang disebut kardiomiosit. Tidak seperti sel otot lain dalam tubuh, kardiomiosit sangat tahan terhadap kelelahan. Kardiomiosit terutama ditenagai oleh mitokondria (rumah energi sel), mirip dengan otot Anda yang lain. Namun, kardiomiosit memiliki kepadatan mitokondria sebanyak 10 kali lipat yang mampu menghasilkan energi berkali-kali lipat dibanding sel otot lainnya. Ibarat baterai, daya tahan dan kekuatannya puluhan kali lipat dibanding baterai-baterai lain sehingga mampu bertahan lama, bak sebuah baterai yang sangat canggih yang tidak mudah low-bat. Juga karena jantung mempunyai daya supplai darah yang lebih baik dan lebih feksibel dalam hal penggunaan bahan bakar yang mampu mengonsumsi glukosa, asam lemak bebas, dan laktat. Itulah kenapa jantung dikenal sebagai organ yang tak kenal lelah bekerja dan tak pernah berhenti melakukan tugasnya.
Meski begitu, jantung juga memiliki masa yang mana suatu saat nanti akan berhenti bekerja. Dari berbagai penelitian terungkap bahwa semua hewan ternyata memiliki jumlah detak jantung yang terbatas dalam seumur hidupnya. Ini artinya bila jantung sudah mencapai batas maksimum berdetak maka kemungkinan besar jantung itu akan berhenti melakukan tugasnya. Hamster misalnya, mamalia terkecil, mempunyai detak jantung sekitar 400 kali per menit dan bisa hidup sekitar 2-4 tahun. Sementara paus biru, mamalia berbobot besar, mampu bertahan hidup sekitar 80-90 tahun dengan detak jantung hanya sekitar 8 kali per menit. Keduanya, baik hamster dan paus biru ternyata memiliki jumlah detak jantung seumur hidup yang kira-kira sama yakni mendekati 1 Milyar kali detak jantung. Hal senada juga terungkap, dari berbagai penelitian menggunakan mamalia jenis lain. Ketika para peneliti mengevaluasi jumlah detak jantung pada mamalia lain dan mengalikannya dengan harapan hidup rata-rata mamalia tersebut didapatkan angka yang sama. Tidak masalah apakah itu kucing, unta atau kuda; semuanya tampak mendekati detak jantung seumur hidup sekitar 1 Milyar kali detak jantung. Pengamatan ini menunjukkan bahwa meskipun ukuran tubuh dan detak jantung sangat bervariasi, jumlah total detak jantung atau masa hidup di antara mamalia adalah sangat konstan.
Gambaran detak jantung pada berbagai binatang bisa dilihat disini.
Bagaimana dengan manusia yang juga masuk dalam kategori mamalia? Sebagaimana telah disebutkan di atas, jika diasumsikan detak jantung manusia 70 kali per menit dan umur manusia sekitar 70 tahun maka jumlah detak jantung manusia sekitar 2,5 Milyar kali. Dibanding mamalia yang jumlah detak jantungnya 1 Milyar kali maka manusia jauh lebih tinggi. Hal ini karena dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya manusia diberi kemampuan berpikir sehingga mampu bertahan hidup lebih baik dibanding hewan mamalia. Misal, manusia mampu membedakan mana makanan yang sehat dan tidak sehat, mampu mengobati diri sendiri ketika sakit, dan mempunyai kemampuan dalam merawat diri dan berobat dengan ditemukannya antibiotik dan prosedur operasi. Karena itulah manusia mempunyai kemampuan harapan hidup lebih lama dan jumlah detak jantung yang lebih tinggi dibanding mamalia lain.
Fakta lain terkait detak jantung manusia juga terungkap. Pada 2013, tim peneliti Denmark Magnus Thorsten Jensen dkk, mengungkapkan hasil penelitiannya selama 16 tahun terkait hubungan detak jantung manusia dengan tingkat kematian. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa detak jantung yang tinggi memiliki risiko kematian yang lebih besar. Mereka yang memiliki detak jantung antara 71 hingga 80 kali per menit memiliki peluang 51 persen lebih besar untuk meninggal selama periode tersebut dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat istirahat di bawah 50 kali per menit. Pada mereka yang memiliki detak jantung 81 hingga 90 kali per menit, risiko kematian menjadi dua kali lipat. Dan yang memiliki detak jantung lebih dari 90 kali per menit resiko kematiannya menjadi tiga kali lipat. Dari penelitian itu juga terungkap bahwa detak jantung yang tinggi dikaitkan dengan kebugaran fisik yang lebih rendah, dan tekanan darah yang lebih tinggi, kolesterol total, trigliserid, dan angka BMI (Body Mass Index) yang juga tinggi. Secara keseluruhan, detak jantung istirahat yang tinggi merupakan prediktor kematian yang signifikan.
Dalam penelitian lain yang dilakukan di Malaysia pada 2008 oleh Fatimah Ibrahim dan Wan Ahmad menunjukan bahwa posisi sujud dalam shalat memiliki nilai detak jantung yang paling rendah. Bila detak jantung yang semakin tinggi memiliki resiko kematian yang lebih tinggi sebagaimana diungkap tim peneliti asal Denmark, maka bisa disimpulkan posisi sujud yang mempunyai nilai detak jantung paling rendah bisa saja dapat menurunkan resiko kematian. Bagitu pula ketika seseorang mengalami kecemasan, ketakutan, atau dalam keadaan panik yang membuat detak jantung meningkat maka posisi sujud (shalat) dapat menjadi solusi terbaik yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa cemas, takut, atau panik sehingga detak jantung dapat menurun normal kembali.
Oleh: dr. Aruji Hudoyo bin Chafidz Fauzi, dokter di salah satu fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes) di Sukoharjo, dan salah satu sekolah di Solo, Jawa Tengah. Informasi lengkap klik www.arujihudoyo.com.
Medical Disclaimer: Semua konten kesehatan dalam situs ini hanya bertujuan untuk informasi umum saja, tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional. Jika Anda memiliki masalah kesehatan, silahkan berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan Anda yang sesuai. Penulis tidak bertanggungjawab atas segala hal yang dirasa merugikan atau apa pun yang diderita sebagai akibat dari ketergantungan Anda pada informasi yang terkandung dalam situs ini. Terimakasih.
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id