Sedikit sekali santri memahami huruf min (من) Zaidah. Sering sekali mereka membacanya min yang artinya dari atau bahasa jawanya (saking) ketika mereka membaca tafsir atau kitab-kitab kuning, mereka masih belum sedikit paham antara Min Zaidah atau Non Zaidah, seperti contoh ما جاء ني من أحد mereka membacanya dengan bahasa santrinya; ora teka ni ing isun من أحد saking wong sewiji, kalau di-Indonesiakan; tiada seorang pun yang datang dariku. Nah ini kurang tepat seharusnya artinya; ora teka ni ing isun sapa wong sewiji (tiada seorang pun yang datang kepadaku) ini yang tepat.
Contoh lagi di dalam Al-Quraan يغفر الله من ذوبكم. Nah disitu Min Zaidah bukan min yang artinya dari, maka arti dari ayat (Nuh: 4); Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian. Kok bisa seperti itu, karena sesuai Qoidah Alfiyah yang berbunyi:
وزيد في نفي وشبهه فجر ” نكرة كما لباغ من مفر
Tambahkanlah ke dalam Nafi yang serupa dengan Nafi, sehingga menjarkan Isim Nakiroh, contohnya seperti; kama libaaghin Min mafar (tiada jalan yang selamat bagi orang yang kelewat batas). Syarat-syaratnya Mudah min Zaidah dapat diketahui:
- Nafi
- Yang serupa dengan Nafi
- Dan men-Jerkan Isim Nakiroh (Huruf min-nya atau Isim Nakiroh).
Jika syarat tersebut sudah terpenuhi maka Santri jangan lupa mengartikankannya Min-nya Zaidah. Lalu bagaimana cara meng-i’robnya, baik akan diberikan contohnya dari kitab Washoya pelajaran yang kesebelas surat adz-Dzariyat:
وما خلقت الجن وإلانس الا ليعبدون ما أريد منهم من رزق وما أريد أن يطعمون
Lafad ما أريد منهم من رزق i’rob nya adalah:
ما : نفيه
أريد : فعل – فاعل ضمير انا
منهم جر مجرور
من رزق : من حرف زائدة
مفعول به منصوب لأريد وعلامة نصبه فتحة مقدرة على أخره منع من ظهرها حركة العارض التي إجتلبتها حرف زائدة
Oleh: Sayyid Alwi bin Ali Alhabsyi, Pengasuh Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Surakarta.
Ingin bertanya permasalahan Agama? Kirimkan pertanyaan Anda kepada Tim Asatidz Tafaqquh Nyantri Yuk, klik http://tanya.nyantriyuk.id